Kalsel Pintar – Dengan Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia, observasi Ramadan menjadi fenomena nasional yang mendalam dalam warisan budaya negara ini. Pemerintah Indonesia hari ini mengadakan pertemuan isbat (konfirmasi) untuk menentukan awal bulan suci Ramadan.
Pertemuan tersebut melibatkan perwakilan dari Kementerian Agama, ahli astronomi, dan beberapa organisasi Islam.
Komite pemandangan menyatakan bahwa bulan baru tidak terlihat malam ini, dan oleh karena itu, hari pertama Ramadan akan jatuh pada 12 Maret.
Pengumuman ini memiliki arti penting bagi populasi Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 200 juta Muslim Indonesia, yang mencakup 86,7% dari total penduduk negara, bersiap-siap untuk mengamati bulan suci ini.
Ramadan adalah waktu untuk refleksi spiritual, tobat, dan pengabdian yang meningkat, dengan umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja setiap harinya.
Puasa selama Ramadan melibatkan menahan diri dari makanan, minuman, dan hal-hal lainnya selama sekitar 14 jam setiap hari. Puasa dimulai dengan makan sahur sebelum fajar dan diakhiri dengan makan malam yang disebut iftar.
Di seluruh negeri, termasuk di destinasi wisata populer seperti Bali, restoran dan hotel menawarkan menu sahur dan iftar khusus untuk menampung mereka yang mengamati puasa.
Periode puasa sepanjang bulan ini mencapai puncaknya dalam perayaan gembira Idul Fitri atau Lebaran, di sekitar waktu itu pemerintah Indonesia biasanya mengumumkan cuti nasional seminggu untuk memungkinkan orang-orang bepergian ke kampung halaman mereka, berkumpul dengan keluarga, dan merayakan acara tersebut.
Selama periode liburan ini, banyak kantor pemerintah, bank, dan lembaga lainnya tutup. Lebaran adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, pesta tradisional, dan tindakan kebaikan, seperti berbagi makanan dengan tetangga dan memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan.